"Berbagi cerita adalah salah satu ungkapan syukur dari kehidupan"

Di Pertigaan

Posted by : Sandal Kecil
Assalamu'alaikum wr.wb. Kembali lagi dengan cerita lucu. Entah nantinya bagi yang membaca ini menganggapnya tidak lucu atau mirip seperti cerita curahan hati. Terserah. Yang penting menurut saya ini lucu. haha.

Berbeda dengan keberangkatanku yang sebelumnya, dari rumah saya merasa ada yang aneh. Tapi biarlah saya tetap menghiraukan perasaan aneh itu. Tepat pukul 09.00 WIB hari senin, saya berangkat kembali menuju kota saya belajar. Ya Semarang. Kisah ini terjadi sekitar dua tahun lalu, ketika saya masih semester 2.

Rute keberangkatan mulai dari rumah menuju ke perempatan Sidokerto, kemudian melewati lapangan brimob.Sampai akhirnya sampailah di sebuah pertigaan. Ya orang sering menyebutnya pertigaan "kecap", karena dulu di sana ada pabrik kecap.

Saat kecil saya senang sekali lewat jalan ini, karena bisa melihat burung garuda. Tapi burung garudanya cuma patung. Alias bukan hewan asli. heee...he...

Sampai di pertigaan ini, saya harus menyeberangi jalan raya satu arah, untuk lewat gang kecil. Karena sangat ramai, saya menunggu sampai jalanan aman buat menyeberang. Nah di sinilah sebuah kejadian langka yang mengagetkan saya terjadi.

Lagi enak menunggu kendaraan berlalu-lalang, saya dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba naik membonceng motor yang saya kendarai. Sontak saya menoleh ke belakang..... Taraaa......

Yang membonceng ternyata hanya orang gila.
tunggu, apa, orang gila......
aaaa.....

Dalam hati saya sedikit takut, tapi saya mencoba bersikap tenang dan mencoba berbicara dengan orang gila yang masih berpakaian lengkap tapi kumuh itu. Lelaki yang rambutnya awut-awutan itu diam saja sedari tadi.

"Pak, badhe teng pundhi?"
mungkin saya yang gila bertanya pada orang gila. hmmmph..
Kemudian dia cuma menatap saya dengan pandangan bingung, seakan ingin bicara sesuatu tapi tertahan dalam diam, sedikit dia menggeleng.

Mungkin maksudnya dia tidak tau mau pergi ke mana-mana. Saya benar-benar sudah gila, menyimpulkan isyarat orang gila.

Karena saya juga bingung, akhirnya saya berkata pada Bapak gila itu, Mandhap nggih Pak, Mandhap. Kata-kata instruksi agar Bapak itu turun dari boncengan.

Tanpa mengucap sepatah kata pun dia kemudian turun, dan berjalan menuju setapak. Saya juga bersyukur ternyata masih ada yang memperhatikan orang tadi. Orang gila itu membawa segelas air mineral dan uang lima ribuan. Entah darimana dia dapat.

Kemudian saya melanjutkan perjalanan, tapi dalam hati saya merasa iba, tapi tidak bisa menolongnya, karena bingung maksudnya tadi mau membonceng, mau pergi ke mana, entahlah. Saya harus menuntut ilmu lagi di Semarang.

Semoga Bapak yang gila tadi, kembali sehat, dan ditemukan oleh keluarganya.

Sampai jumpa pertigaan patung garuda.



Sunday, April 20, 2014 0 comments

Copyright © 2012 HENSHIN !!! | Naruto Vs Sasuke V2 Theme | Designed by Johanes DJ