"Berbagi cerita adalah salah satu ungkapan syukur dari kehidupan"

Duduk Bersama

Posted by : Sandal Kecil


Mari duduk bersama
Seperti dulu yang pernah kita lakukan
Membicarakan apa saja yang bisa kita bicarakan
Mungkin saja curahan hati yang selama ini hanya kita pendam sendiri
Mari duduk bersama sebagai seorang sahabat
Yang telah lama tidak bersua


Kehangatan dalam hujan yang dingin
Kesejukan dalam panas terik
Dalam cuaca hati yang sama tidak tentunya
dengan alam yang kita tinggali
Mari duduk bersama
Barangkali, hati kita sejuk saat cuaca panas
hati kita hangat saat di luar sangatlah dingin


Mungkin saja ada sesuatu darimu yang belum aku ketahui
atau dariku yang belum kau kenali
cerita yang membuat kita larut dalam kebersamaan
Mari duduk bersama seperti hari ini
Karena kita tidak pernah tahu
Suatu saat, apakah kita bisa melakukannya lagi
Hanya duduk bersama
 


Monday, January 30, 2017 0 comments

Antara Tumpukan Buku

Posted by : Sandal Kecil


Saat itu saya masih semester enam. Hari yang saya ingat waktu itu, Jumat. Kami bergantian menjaga tumpukan-tumpukan buku yang sedang ditata di lembaran MMT bekas. Kardus-kardus itu harus kami bawa dan angkat sendiri dari toko dan kemudian kami kembalikan langsung sore harinya.

Bazar buku Islami, yang setiap tahun rutin kami laksanakan menjadi bentuk penghargaan kepada setiap tulisan para 'alim yang tengah berdakwah lewat ketikan-ketikan keyboard (dulu goresan pena, jaman sudah berubah... ya ). Waktu itu kami tidak menghitung berapa tenaga yang harus kami kerahkan. Berapa waktu yang harus kami luangkan. Kami menikmatinya.

Sebagai lembaga dakwah kampus yang resmi, dana pemasukan dibanding dengan agenda dakwah yang harus kami laksanakan tidaklah imbang. Besar pasak daripada tiang. Tetapi, dari hal-hal seperti ini kami mengerti seperti apa yang namanya berjuang. Kami kumpulkan hasil penjualan buku kami untuk membiyai program kerja yang lainnya.

Sore hari ketika kami mengangkut sisa tumpukan kardus itu, hujan turun. Saya dan seorang teman sayalah yang paling jauh tertinggal di belakang. Kami berteduh di pom bensin. Kemudian membeli dua bungkus wedhang ronde dari penjual yang tidak jauh dari situ agar kami tidak masuk angin.

Sesampainya di tempat penyetokan, seoarng pemilik salah satu toko itu malah ngomel menyalahkan ketua lembaga, dengan alasan karena bekerja sama dengan toko buku "x". Si pemilik tidak tahu kalau saya sedang ada di situ. Saya melihat muka teman-teman saya yang berubah agak sedih sekaligus kesal.

Entahlah, saya itu kebal atau apa, saya hanya bisa mengajak mereka pulang dan istirahat. Hari ini pasti hari yang melelahkan bagi mereka. Di antara tumpukan-tumpukan buku itu, masih tersimpan kenangan-kenangan kami berjuang bersama-sama.
Saturday, January 28, 2017 0 comments

Spion

Posted by : Sandal Kecil
"Mengingat masa lalu itu seperti menatap kaca spion. Kita tak bisa menatapnya lama-lama di atas laju kendaraan yang kita naiki. Karena yang sebenarnya kita hadapi adalah jalan yang kita lalui. Kita seharusnya fokus pada jalanan di depan kemudian cukup melihat spion sesekali ketika dibutuhkan seperti saat akan berbelok atau menyalip, bukan malahan mantengin spion terus. Hidup kita tetap akan berjalan ke masa depan." (sandal-kecil)

"Mau bagaimana lagi?", kata Fajar. "Kita tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua hal yang kita inginkan. Karena masa lalu adalah hal yang paling jauh yang tidak akan pernah bisa kita kunjungi lagi. Hanya kenangan-kenangan yang tertinggal di alam pikiran kita. Tersimpan sebagai memori di dalam otak seperti folder-folder di dalam komputer yang terkadang susah untuk dihapus, bahkan tersimpan permanen."

Mentari hanya tersenyum mendengar celotehan panjang itu. Baginya, definisi masa lalu itu terlalu panjang namun memiliki arti.
Dia belum pernah bertemu lelaki yang seperti kakaknya itu. Berjam-jam memasang telinganya hanya untuk mendengar keluhannya yang terkadang tidak penting. Jadi hanya mendengar definisi seperti itu, bukanlah hal yang setimpal.

Sambil menggoda kakaknya, Mentari bertanya, "Bagaimana kalau dengan dia?"

"Kau tahu apa yang seharusnya aku lakukan sejak dulu,  sesuatu yang membuatku menyesal, karena belum dapat melakukannya. Aku bukan laki-laki yang mudah memutuskan.
Kau tahu bagaimana keadaan ayah?", tukas Fajar.

"Aku rasa kakak akan baik-baik saja. Sampai kapan pun ayah akan tetap seperti itu, baik kakak mengambil keputusan atau tidak," hibur Mentari.

"Sebenarnya siapa yang anak, siapa yang ayah..., bahkan aku tidak bisa menemukan satu tanggung jawab yang bisa aku contoh.
Aku gagal menyimpan folder-folder kebaikannya. Yang kutemukan hanyalah file-file yang berisi keluh kesah dan protes. Sebenarnya siapa aku ini?" Lanjut Fajar.

Mentari terdiam sejenak. Kemudian dengan tegas dia berkata, "Kau adalah Fajar kakakku, yang terbit sebelum adanya diriku. Jika kakak tidak berada di sini, aku tidak tahu apakah aku tetap akan ada. Kakak juga yang telah membuat Ibu dan ayah memiliki harapan."

Seperti pagi yang menggantikan gelap malam, hari di mana orang-orang pergi mencari penghidupan. Masa lalu memang tidak akan selalu terbuang sia-sia. Mungkin Tuhan tengah menjadikannya sebagai kaca spion untuk kita, agar berhati-hati dalam melaju di jalan kehidupan, yang kadang lurus kadang banyak tikungan, yang kadang mulus kadang terjal. Tugas kita saat ini adalah terus berjalan.










Friday, January 27, 2017 0 comments

Part 10: Xanadu

Posted by : Sandal Kecil
Dari artikel yang kuketahui xanadu adalah warna abu-abu hijau yang berasal dari tanaman yang dikenal sebagai Philodendron. Daun tanaman ini umumnya berwarna hijau dengan warna abu-abu. Tanaman ini banyak terlihat di Australia, tetapi dikatakan bahwa tanaman ini mendapat namanya dari Xanadu, yang merupakan kota kuno yang terletak di Mongolia Dalam, Cina. Sebagian orang memasukkannya dalam daftar warna unik dan langka. Dan warna unik ini justru banyak dimanfaatkan untuk produk warna pelapis tembok sebelum warna cat. Aku pernah melihat Bapakku menggunakan warna pelapis ini sebelum mengecatnya dengan cat berwarna Azure di rumah. Warna yang terlihat tidak menarik ini, terkesan dingin. Bisa dibilang Xanadu bukanlah warna yang bagus untuk cat tembok pada umumnya. Hanya orang yang mengerti seni yang bisa memanfaatkan warna ini dan menempatkannya pada porsi yang tepat. Dingin, cuek, tapi kuat. Itu seperti
karakter dalam tokoh antagonis kartun jepang. Terkedang, bertemu karakter seperti ini di dunia nyata mungkin menjengkelkan. Tapi apa ada? Xanadu, mungkin bukan warna yang umum. Bisa jadi keberadaannya tidak pernah kita akui sebagai sebuah keindaahan. Tapi jika kita tahu bagaimana menempatkannya, mungkin Xanadu akan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
Saturday, January 14, 2017 0 comments

Part 9: Warna Zaitun

Posted by : Sandal Kecil
Warna zaitun merupakan warna kuning gelap, seperti warna buah zaitun. Sebagaimana dengan yang aku kutip dari wikipedia bahwa warna zaitun digunakan pada awal abad 20 untuk menyebut warna kulit penduduk subrace Mediterania Ras Kaukasoid. Warna tersebut untuk menunjukkan warna kulit putih sedang kencang yang lebih gelap dari warna rata-rata untuk Kaukasia, seperti banyak orang dari Italia selatan.

Warna buah zaitun yang menjemukan, sering digunakan untuk kamuflase, atau oleh militer pada umumnya. Bagian warna ini mampu mengelabui mata manusia, berkebalikan dari warna kuning original yang justru menjadi pusat perhatian di antara kerumunan.

Bagiku menjalani kehidupanku sekarang ini seperti melihat warna zaitun. Untuk beberapa saat mungkin aku akan merasa bosan dengan rutinitas yang begitu-begitu saja. Tetapi ternyata itu hanyalah kamuflase pandangan mataku. Tidak dengan hati dan rasaku. Karena di sinilah aku merasa disembuhkan.

Sangat wajar kan, jika kita pernah mengalami masa-masa menyakitkan dan mungkin tidak bisa menghapusnya begitu saja? Di sinilah aku menemukan ramuan itu untuk memaafkan semua perlakuan orang lain padaku. Di sinilah lukaku mulai dibalut agar mengering dan hilang terkelupas. Sampai yang tertinggal bukanlah sakit lagi tapi rasa syukur kepada Tuhan atas kehadiran orang lain yang telah membantuku untuk dewasa.

Sampai aku bisa menuliskan ini semua, bukan karena aku mengungkit luka itu. Tapi inilah bagian dari warna kehidupanku. Tidak pantas lagi untuk disesali, justru, inilah yang menjadi pelengkap rasa bahagia di dalam hati. Bukankah kita tidak bisa melihat pelangi hanya dengan satu warna saja?

Seperti melihat warna zaitun, untuk beberapa saat mungkin matamu terkelabui, namun kau akan sembuh kemudian. Menyadari dan menginsyafi. Ini adalah bagian dari warna kehidupan. 

Di masa yang akan datang, kita tidak akan tahu warna apa saja yang akan hadir mengisi kanvas kehidupan kita. Kita hanya perlu melukis dan melukis. Sampai saat kita telah berhenti hidup di dunia ini, kelak akan ada saatnya menyaksikan gambaran besar karya seni kita. Semoga kita bisa terus melukis kebaikan.

Warna zaitun, mungkin akan menjadi satu-satunya warna yang harus tersedia di dalam daftar warna cat lukisanku. Agar ketika lukisanku tampak menyakitkan dilihat mata, aku hanya perlu memperbaikinya lagi dengan warna itu.


Friday, January 13, 2017 0 comments

Part 8: Navy Blue

Posted by : Sandal Kecil
Lautan. Samudera.
Belum ada kata yang lebih pantas untuk menggambarkannya kecuali dalam dan luas. Bahkan manusia dengan peralatannya yang paling canggih pun, belum dapat menjamah seluruh bagiannya. Sebagian hilang dan belum pernah ditemukan. Sebagian berakhir dengan penemuan-penemuan baru dari dasarnya atau pulang dengan segudang cerita tanpa ada bukti yang bisa dibawa.

Warna dari lautan yang dalam adalah navy blue. Warna biru yang gelap kebalikan dari azure yang cenderung muda. Seperti yang aku kutip dari wikipedia, nama lain dari navy blue adalah biru dongker. Beberapa orang keliru membedakan antara navy blue dengan hitam. Warna ini diambil dari warna biru gelap (kontras dengan warna putihsejak tahun 1748, dan kemudian diadopsi oleh Angkatan laut dunia.

Dalam, luas, penuh rahasia. Begitulah navy Blue. Seperti permahaman manusia yang terus menerus dinamis. Menyusuri pengetahuan yang belum diketahui. Membuat penasaran sekaligus merasa berhati-hati. Ada hal-hal mengagumkan, menakutkan, di dalam pikiran ketika kau selami.

Saksamalah, warna navy walau terlihat lembut, dia bisa saja menghanyutkanmu. Arus yang mungkin tersembunyi. Keindahan yang terjaga. Harta karun atau hal-hal yang justru mencelakakan. Mungkin monster laut, atau segitiga bermuda. Seperti kata pepatah, diam menghanyutkan.

Tapi, ada beberapa hal bisa kau pelajari dari warna navy. Jadilah orang yang lembut dan sejuk untuk semua. Tapi ketika butuh, tegaslah seperti arus yang kuat. Untuk tahu bahwa kau tidak sekadar dalam. Tapi mampu melindungi sesuatu yang berharga dari dirimu.



Thursday, January 12, 2017 0 comments

Part 7: Primrose

Posted by : Sandal Kecil
Di dalam bahasa Inggris ada sebuah warna yang disebut ‘primrose’. Kira-kira, warna apakah ‘primrose’ ini? Jika kamu mengira bahwa warna ini adalah merah mawar atau warna yang mendekatinya, kamu salah besar. Ternyata primrose adalah warna kuning muda.

Primrose merupakan nama bunga yang paling dahulu berkembang di musim semi dan diambil dari kata Latin ‘prima rosa’. Dalam sastra Shakespeare ada kiasan ‘primrose path’ yang menyiratkan makna ‘mengejar kenikmatan dunia yang membawa akibat kesengsaraan’.

Ada yang pernah nonton film Hunger Game? Primrose dipakai oleh nama salah satu tokohnya, Primrose Everdeen yang merupakan adik Katniss. Pada hari pemungutan Hunger Games ke-74, namanya dipilih oleh Effie Trinket. Kakaknya, Katniss menjadi relawan untuk menggantikan tempatnya. Saat Katniss akan berangkat ke Capitol, Prim menerima janji Katniss bahwa dia akan melakukan semua yang dia bisa untuk memenangkan Hunger Games. Janji ini menjadi pendorong Katniss dalam Hunger Game. 

Karakter warna primrose seperti tokoh adik Katniss yaitu bijaksana, pemalu saat muda, tetapi paling cepat dewasa berkembang seperti bunga primrose. Bunga yang mekar pertama kali.

Namun jangan pernah mengikuti jalan hidup primrose, meski ia indah memukau, penuh kesenangan, tapi itu hanya sesaat. Menyakitkan dan sengsara pada akhirnya. Seperti mendambakan kekekalan duniawi.
Wednesday, January 11, 2017 0 comments

Part 6: Merah Saga

Posted by : Sandal Kecil
Saat langit berwarna merah saga
Dan kerikil perkasa berlarian
Meluncur laksana puluhan peluru
Terbang bersama teriakan takbir
Semua menjadi saksi
Atas langkah keberanianmu
Kita juga menjadi saksi
Atas keteguhanmu
Ketika yahudi-yahudi membantaimu
Merah berkesimbah ditanah airmu
Mewangi harum genangan darahmu
Membebaskan bumi jihad palestina
Perjuangan telah kau bayar
Dengan jiwa, syahid dalam cinta-NYA
              Merah Saga, Shoutul Harakah

Bagi sebagian mahasiswa yang pernah berkecimpung di dunia aktivis, pasti tidak asing dengan lirik lagu di atas. Yup. Lagu ini seringkali diputar di dalam acara-acara LDK atau pelatihan-pelatihan kepemimpinan kampus.

Lirik lagu ini tengah menyadarkan kita bahwa, di seberang negeri yang jauh, masih ada saudara muslim kita yang negerinya terjajah. Dari berita yang kubaca dari sahabat al-aqsa, kejahatan penjajah Zionis selama pekan pertama bulan Januari menunjukkan, satu warga Gaza tewas dan 56 lainnya menderita luka-luka di 98 titik perlawanan di Tepi Barat dan Baitul Maqdis.

Kabar ini mengingatkanku pada Indonesia sebelum memperoleh kemerdekaanya. Setidaknya kita harus bersyukur hidup di Indonesia. Kita masih bisa makan dengan layak, tidur dengan nyenyak. Tentunya kemerdekaan yang menjadi rizki dari Allah ini bisa kita rasakan berkat perjuangan para syahid dan pahlawan jihad di masa lampau.

Untuk kita yang bahkan dengan santainya menulis di papan ketik. Sekarang kita hanya bisa menjadi saksi atas perjuangan mereka. Untuk menghormati para pahlawan yang syahid di medan pertempuran atas terbayarnya kemerdekaan Indonesia dan untuk saudara-saudara kita di al-aqsa, mari kita hadiahkan bacaan Al-fatihah 7 kali. Setidaknya kita bisa melakukan sesuatu untuk mereka.

Merah saga, bukan langit senja indah seperti bayanganku. Di negeri yang belum terbebaskan, ia warna darah pahlawan yang terefleksi di antara awan. Warna kobaran asap dan api merah yang berpadu bersama dentuman-dentuman laras dan mesin penghancur kehidupan. Menatapnya membuat hati meratap, sedih di saat yang gugur berada di depan, mendahului kita menikmati surga yang selama ini kita dambakan.



Tuesday, January 10, 2017 0 comments

Part 5: Azure

Posted by : Sandal Kecil

Di antara semburat sinar matahari, ada satu warna yang menenangkan. Jika dirimu sedang mengalami rasa tertekan, cobalah keluar. Jika cuaca tengah bersahabat, kamu bisa menatap atap langit yang begitu luas. Perasaanmu akan sedikit terbebaskan, namun tetap tunduk pada Sang Pencipta. Tingginya membuat kita merendah, luasnya membuat kita kecil. Di saat itu pula hati kita bertakzim.
Azure, birunya langit.

Semua ketetapan yang terjadi di alam raya ini pasti memiliki makna bagi manusia. Ada berbagai warna indah, tapi azure-lah yang dipilih Tuhan untuk menaungi umat manusia. Ternyata azure adalah warna yang paling cocok untuk kesehatan mata manusia setelah warna hijau.

Secara alami, warna azure atau biru adalah salah satu hasil penguraian warna cahaya putih. Karena memiliki panjang gelombang yang pendek, azure mengakhiri perjalanannya di atas atmosfir langit kita.

Warna azure atau biru langit, mampu memacu produktifitas dan kecerdasan. Elledecor mengungkapkan bahwa siswa yang belajar di ruangan berwarna biru cenderung meraih nilai ujian yang lebih tinggi. Azure bahkan digunakan sebagai brand dari operating system ternama.



Azure memiliki sifat proteksi, kecerdasan dan ketenangan. Salah satu warna yang paling sering kita lihat. Warna yang sama namun tidak pernah membosankan.

Belajarlah dari azure, luas menghampar tanpa harus memberimu penjelasan seberapa luas ia. Yang tersisa di langit hanyalah partikel-partikelnya yang indah. Walaupun ia tak akan pernah sampai di tanah bumi, dia memberimu arti bahwa perjuangannya yang panjang tidaklah sia-sia. Kitalah saksinya, Azure. Birunya langit.




Monday, January 9, 2017 0 comments

Part 4: Indigo

Posted by : Sandal Kecil
Pada abad ini, kita sering mendengar sebutan indigo. Atau mungkin di lingkungan sekitar, kita pernah berjumpa dengan anak-anak dengan kemampuan luar biasa. Ternyata sudah banyak ahli yang meneliti tentang anak indigo. Mereka meneliti karakteristik dan sifat yang membedakan antara anak normal dengan anak indigo.

Indigo sendiri berasal dari bahasa Spanyol untuk warna antara biru dan ungu. Terlepas dari pro dan kontra tentang karakteristik pada warna aura manusia, warna ini bisa jadi sebagai energi magnetis yang tidak kasat mata atau terdiri dari partikel tertentu yang hanya dapat diamati dengan bantuan alat khusus.

Sampai sekarang, mungkin belum ada yang yang secara resmi melakukan penelitian tentang asal mula partikel warna tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Apakah warna itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan atau warna itu berdiri sendiri sebagai bagian dari tubuh manusia.

Mungkin orang-orang yang mempelajari ilmu metafisik akan lebih jago menjelaskan karakteristik warna tersebut. Baik agak sedikit ngawur, tapi ada ga' yang pernah nonton film kartun hunter x hunter. Dulu waktu masih SD, aku seneng nonton film yang satu ini. Kalau tidak salah dulu ditayangkan di TV7.

Nah, di sana ada penjelasan tentang energi manusia yang sedikit masuk akal. Yaitu Energi internal manusia yang disebut Nen.

Nen (念, Mind Force) adalah sebuah bentuk energi yang ada atau dibuat di dalam tubuh yang bisa dikendalikan atau diatur dan dimanipulasi dalam berbagai cara oleh seseorang. Aliran energi ini lebih sering kita kenal dengan sebutan Aura.

Nah, tentang jenis warna indigo ini, dalam beberapa pendapat akan mempengaruhi sifat seseorang. Termasuk dalam bebrapa kasus, anak indigo memiliki cara sendiri untuk melihat sesuatu, menilai sesuatu, bahkan melakukan sesuatu. Dan mungkin akan kesusahan dalam berinteraksi secara normal. Apakah hal ini penyakit atau bukan, yang pasti anak-anak baik indigo atau buka, mereka tetap dilahirkan dengan keunikan dan potensi masing-masing. So, jangan berhenti belajar.
 
 
Sunday, January 8, 2017 0 comments

Part 3: Soga

Posted by : Sandal Kecil
Pagi ini, aku menemukan nama baru lagi. Setelah membuka halaman wikipedia aku memutuskan kalau nama itu akan pantas untuk satu hal yang khas. Soga (Peltophorum pterocarpum) adalah nama pohon penghasil bahan pewarna batik yang penting. Tumbuhan ini termasuk ke dalam suku polong-polongan (Fabaceae, atau Leguminosae) dan secara alami menyebar luas mulai dari Srilanka, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, hingga ke Papua Nugini.

Soga juga dikenal sebagai nama warna coklat pada batik yang dibuat dari pewarna khusus yaitu pohon soga itu sendiri.

Ingatanku kembali membawaku pada event beberapa bulan yang lalu. 19 November 2016. Ya, di bulan inilah aku mulai membuka diri atas kemampuan yang mungkin bisa dibilang langka. Soga. Menumbuhkan seperti tanah, menaungi seperti genteng atap.

Mengenakan warna soga membuatku bangga dengan tembang yang aku bawakan. Terasa kuat dipijak, teduh menaungi. Aku tidak perlu nerveus lagi. Aku berdo'a memohon pada Tuhan agar tetap teguh dan tidak ragu-ragu. Tuhan yang menciptakan warna ini, Soga.

Gatra demi gatra, pupuh demi pupuh. Aku tidak peduli kalau akhirnya aku tidak menang. Tapi aku menyadari satu hal, bahwa aku berdiri di sini karena aku ingin terus tumbuh dan belajar.

.... wong kang padha mukmin
lan ngamal sholeh sarta
gelem suka pemut
ling kinelingan ingkang haq
lan weh pemut netepi sabar sayekti
wus purna jarwanira



Saturday, January 7, 2017 0 comments

Part 2: Incarnadine

Posted by : Sandal Kecil
Incarnadine merupakan sebutan untuk warna daging atau oleh shakespeare menggunakannya sebagai sebuatan warna pada merah darah. Sebenarnya, aku agak tidak tega menceritakan peristiwa yang berhubungan dengan incarnadine. Tapi tidak lengkap rasanya jika cerita itu hanya berisi, hal-hal yang terlihat menyenangkan saja. Hidup itu penuh dengan warna. Ya, termasuk incarnadine.

Ada hal-hal yang terkadang terjadi, mungkin tidak kita harapkan, tapi memiliki hikmah pelajaran bagi kita. Siapa bilang kalau hidup kita akan aman-aman saja dan tidak pernah terjadi sesuatu yang menyakitkan. Jatuh, terkilir, kesleo, atau bahkan hanya sekedar tergores. Rasa sakit membuat seseorang berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

Warna yang muncul ketika salah seorang siswa planet Bumi mimisan. Itu juga pertama kali aku menangani anak mimisan. Dalam waktu yang lainnya, anak Bumi sedang main gendong-gendongan. Lalu keduanya jatuh. Malangnya, anak yang depan jatuh dengan posisi yang tidak siap. Akhirnya bibirnya mencium tanah yang sudah disemen.

Warna incarnadine itu keluar dari luka robek bibir atas bagian depan. Beruntungnya, lukanya tidak terlalu dalam. Tentu saja jerit tangis mengelegar. Warna incarnadine itu mengucur dan tidak mau berhenti. Bu Guru panik, karena darah begitu banyak. Tentu saja hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan pendarahannya. Tak kusanngka membersihkan luka seperti itu akan sedikit membuat kerepotan apalagi jika korbannya terus menjerit-jerit.

Incarnadine, warna yang menyakitkan. Tapi seorang yang mengalaminya akan mengingatnya dan belajar darinya. Bahwa ada beberapa hal yang aman dilakukan dan tidak aman untuk dilakukan, hingga kadang orang tua kita cerewet memarahi kita. Kita tahu bahwa terkadang kasih sayang tidak selalu ditunjukkan dengan sikap lemah lembut saja.

Warna incarnadine mengajari kita tentang pentingnya menjaga amanah Tuhan berupa anggota tubuh yang lengkap. Rasa sakit yang terkadang bisa membuat kita bersyukur.


Friday, January 6, 2017 0 comments

Part 1: Vermilion

Posted by : Sandal Kecil
Siang itu, udara memang panas. Musim yang begitu sukar ditebak. Tapi semua berjalan seperti biasanya. Di tempat biasa, di kelas biasa, di mana aku biasa mengajar. Meski semuanya biasa, hal-hal biasa inilah yang membuatku bertahan. Sepertinya aku telah menyukai tempat yang biasa itu. Salah satu hal yang membuat tidak sabar hati menunggu yaitu mengajar kelas merkurius. Sepertinya baru kemarin mereka diwisuda dari TK. Anak-anak itu begitu menyenangkan.

Mengajar bahasa Inggris di kelas satu adalah salah satu tantangan tersendiri untukku. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan selama sesuatu itu bisa disentuh dan dilihat dengan kasat mata. Itulah hal yang diajarkan oleh ibuku. Aku hanya perlu sedikit bersabar bersama mereka. Kita hanya perlu sedikit bermain-main. Jump-clap-sit down-stand up, mereka begitu senang saat pertama kali menerima pelajaran.

Melihat mereka melompat, bertepuk tangan, membuat aku bersyukur. Mereka anak-anak yang sehat. Tidak terkecuali dengan seoarang anak yang satu ini. Sebut saja namanya Lion. Sebenarnya bukan nama asli sih. Aku menamainya begitu, karena dia amat menyukai warna Vermilion. Sewaktu aku mengajarkan mereka warna, Lion selalu bertanya, "Mister, boleh memakai merah yang ini? Boleh, itu namanya Vermilion nak." Semenjak itulah dia sering menggunakan warna itu dan menyukainya.

Sama seperti karakternya, warna vermilion itu pemberani, pemalu, emosional, tidak sabaran, cerdas, dan tentu saja bersemangat. Begitulah aku mengenalnya. Seorang siswa dari sebuah planet bernama merkurius.
Thursday, January 5, 2017 0 comments

Copyright © 2012 HENSHIN !!! | Naruto Vs Sasuke V2 Theme | Designed by Johanes DJ